UN Versus SNMPTN

Latihan Soal UN SMP/MTs 2012
Download Latihan Soal UN SMP 2012
ujiansekolah.com

Gratis Bank Soal Matematika
Koleksi Lengkap Soal UN, SNMPTN, UMB, Simak UI, UM Undip, SMBB Telkom, UM Undip, UM UPI
Kursus Matematika

Informasi dan Latihan Soal Cpns
Tes Cpns
tescpns.com

Kolom Panduan
Memandu Anda dalam Karier dan Ngeblog
kolompanduan.blogspot.com



Pengajian Al-Qur'an 30 Juz
Download Pengajian Al-Qur'an 30 Juz oleh K.H. Muammar ZA
muammarza.com

Bank Soal
Bank Soal Matematika UN dan Seleksi PTN Lengkap
ujian-nasional.org

KI SUGENG SUBAGYAFenomena pendidikan di Indonesia semakin menarik diikuti. Setelah hasil ujian nasional dan kejujuran berbanding terbalik, kini yang terbaru adalah hasil UN berbanding terbalik pula dengan hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri.

Berita yang dilansir media massa menyebutkan, nilai hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tahun 2010 peserta di DI Yogyakarta terbaik dan tertinggi secara nasional. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil ujian nasional (UN) tahun 2010 yang beberapa waktu lalu disorot karena berada pada peringkat bawah secara nasional. Provinsi Bali yang dalam UN menempati posisi terbaik, dalam SNMPTN, sangat rendah siswanya masuk perguruan tinggi negeri (PTN).

Hal ini menunjukkan masih banyaknya persoalan yang melilit sistem evaluasi pendidikan di Indonesia. Setidaknya kejadian itu memperkuat alasan banyak pihak yang mengusulkan agar UN dievaluasi secara menyeluruh. Di lain pihak, fakta tersebut memperkuat pula alasan PTN menolak hasil UN dijadikan satu-satunya alat seleksi masuk PTN.

Kemandirian semu

Jika dikaitkan dengan obyektivitas proses evaluasi, tampaknya SNMPTN lebih obyektif daripada UN. Dari sisi penyelenggaraan, SNMPTN jauh lebih mandiri. Tidak ada kepentingan apa pun bagi penyelenggara SNMPTN kecuali memperoleh input calon mahasiswa baru yang memiliki potensi akademik sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Tidak demikian dengan UN. Meskipun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai penyelenggara UN adalah badan mandiri, dalam operasionalnya tidak memiliki organ yang cukup sampai tataran bawah. Akibatnya, aparat birokrasi pendidikan dan satuan pendidikan tetap dilibatkan dalam penyelenggaraan maupun pengawasan. Benarlah olok-olok sebagian pengamat, dalam UN “bagai jeruk minum jeruk”. Dengan tidak bermaksud menuduh, kepentingan menjaga citra bagi pejabat dan birokrat, dari menteri, gubernur, bupati/wali kota, kepala dinas pendidikan, sampai kepala satuan pendidikan dapat menurunkan kadar kemandirian BNSP.

Meskipun banyak pejabat dan birokrat yang legawa menerima hasil UN apa adanya, tetapi tidak sedikit yang merasa kehilangan muka jika hasil UN di wilayahnya buruk. Upaya menyiasati agar hasil UN lebih baik harus diapresiasi. Akan tetapi, jika upaya itu kemudian dilakukan dengan menghalalkan kecurangan dan mengabaikan kejujuran maka yang demikianlah yang menggambarkan hasil UN tidak obyektif.

Dimensi teoretik

Membandingkan hasil UN dengan hasil SNMPTN dari sisi potensi akademik bisa jadi sejalan. Namun, secara teori evaluasi pendidikan, model atau pola evaluasinya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Soal UN lebih banyak bersifat menguji hasil belajar siswa. Adapun soal SNMPTN lebih cenderung berupa tes prediktif untuk memprediksi keberhasilan seseorang ketika belajar di perguruan tinggi. Bahkan, dalam konteks tertentu, soal SNMPTN hanya merupakan alat seleksi untuk menjaring peserta didik terbaik dari yang ada.

Kriteria tes dalam UN adalah achievement effectivity, yaitu sejauh mana tes dapat menggambarkan secara tepat kemampuan riil atas hasil belajar. Dengan kata lain, siswa yang memiliki hasil belajar tinggi maka nilainya akan tinggi, sedangkan siswa yang hasil belajarnya rendah maka nilainya akan rendah. Adapun kriteria tes dalam SNMPTN adalah prediction effectivity, yaitu sejauh mana tes dapat menggambarkan secara tepat potensi calon mahasiswa. Dengan kata lain, siswa yang nilainya tinggi berarti potensinya tinggi, sedangkan yang nilainya rendah maka potensinya rendah.

Berdasarkan orientasi waktu pelaksanaannya, UN sebagai tes hasil belajar harus selalu dilakukan pada akhir program kegiatan belajar. SNMPTN sebagai tes prediksi maka harus dilakukan sebelum pelaksanaan program kegiatan belajar. Momentum yang jauh dari tepat jika tes hasil belajar difungsikan sebagai tes prediksi.

Download Soal dan Pembahasan

Download Soal-soal UN 2010
Download Pembahasan Soal UN 2010
Download Soal-soal SNMPTN 2010
Download Pembahasan Soal Snmptn 2010


Download Latihan Soal

Download Latihan Soal UN SMA / MA 2011
Download Latihan Soal UN SMP / MTs 2011
Download Latihan Soal UASBN SD / MI 2011
Download Latihan Soal UN SMK 2011
Download Latihan Soal SNMPTN 2011
Download Latihan Soal Tes Bakat Skolastik

Karena memang pola evaluasi UN berbeda dengan pola SNMPTN maka tidak ada alasan teoretik yang mendukung maksud pemerintah menggunakan hasil UN sebagai satu-satunya syarat masuk PTN. Kecuali keduanya sangat sulit diintegralkan (fit in); lebih dari itu, kaitan tes hasil belajar yang melekat dengan UN dan tes prediksi yang melekat dengan SNMPTN hampir tidak ada.

Terlebih ketika UN belum bersih benar dari kecurangan yang mengabaikan kejujuran sehingga obyektivitasnya diragukan. Menjadikan nilai hasil UN sebagai salah satu pertimbangan masuk PTN pun dapat dikategorikan sebagai “mengotori” obyektivitas SNMPTN. Tidak ada alasan untuk tidak segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap UN.

KI SUGENG SUBAGYA Pamong Tamansiswa di Yogyakarta Ilustrasi Barma

Artikel Terkait

Tags: ,

Posted in SNMPTN 2011, UN 2011



Leave a Reply