UN Tak Perlu Dipertentangkan
Pembahasan Latihan Soal UN 2011
Download Latihan soal UN 2011 plus pembahasan dibuat oleh para pengajar handal
ujiannasional.web.id
Gratis Bank Soal Matematika
Koleksi Lengkap Soal UN, SNMPTN, UMB, Simak UI, UM Undip, SMBB Telkom, UM Undip, UM UPI
Kursus Matematika
Koleksi Soal-soal UN
Blog Koleksi Soal UN Lengkap dan Gratis
soal-un.blogspot.com
Kolom Panduan
Memandu Anda dalam Karier dan Ngeblog
kolompanduan.blogspot.com
Materi UN Sesuai Kisi-kisi
Penjelasan Materi UN 2011 sesuai kisi-kisi dilengkapi latihan Soal dan Pembahasannya
ujian-nasional.com
Bank Soal
Bank Soal Matematika UN dan Seleksi PTN Lengkap
ujian-nasional.org
Format Ujian Nasional (UN) yang diterapkan pemerintah tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui berbagai macam proses pertimbangan. Salah besar, bila akhir-akhir ini banyak muncul anggapan seolah-olah format UN tak pernah melalui pertimbangan yang mendalam, serta dirancang hanya untuk kepentingan politis sesaat.
Uraian itu disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, di sela acara Munas VII Ika-Undip di Kampus Undip Tembalang, Sabtu (19/12) lalu. Menurut Mendiknas, perubahan format UN tidak berlangsung sekali dua kali saja, dan format yang dimunculkan saat ini, sebenarnya merupakan rangkaian dari perubahan- perubahan sebelumnya.
“Sampai saat ini, tidak ada format pendidikan yang paling sempurna, semua pasti berubah mengikuti perubahan zaman. Jadi, jangan sampai muncul anggapan kalau ujian nasional saat ini dirancang tanpa pertimbangan, serta hanya untuk memenuhi kebutuhan politis sesaat,” tutur Mohammad Nuh.
Mendiknas menuturkan, sejarah penyelenggaraan ujian secara nasional sebenarnya sudah dimulai sejak kemerdekaan hingga tahun 1971 yang dinamakan Ujian Negara. Masalah yang muncul pada saat itu, tingkat kelulusan hanya mencapai kisaran 30-40 persen. Sebagai solusi, penyelenggaraan Ujian Negara diganti dengan Ujian Sekolah yang berlangsung mulai tahun 1972.
Pada saat Ujian Sekolah diterapkan, angka kelulusan mencapai 100 persen, karena nyaris tidak ada sekolah yang ingin anak didiknya tidak lulus. Karena Ujian Sekolah memiliki kelemahan, maka sistem tersebut diubah menjadi Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) yang merupakan kombinasi Ujian Negara dengan Ujian Sekolah.
“Melalui Ebtanas, ternyata kita juga memiliki kelemahan, yakni susah mengukur serta memetakan kualitas pendidikan secara nasional. Akhirnya, muncul Ujian Nasional yang bisa dipergunakan mengatur sistem kelulusan sekaligus untuk mengukur dan memetakan kualitas pendidikan nasional. Jadi salah besar bila muncul pandangan UN dimunculkan untuk kepentingan politis sesaat,” tutur Mendiknas.
Dikotomi
Sementara itu, terkait munculnya kelompok yang mendukung dan menolak tujuan UN sebagai penentu kelulusan, Mendiknas meminta pihak-pihak tersebut tidak mempertentangkan masalah ini. Pasalnya, kedua belah pihak sebenarnya sama-sama memiliki alasan kuat serta memiliki pandangan-pandangan yang positif untuk dunia pendidikan.
“Saat ini banyak bermunculan beberapa pihak yang menginginkan UN sebagai penentu kelulusan dan UN sebagai penentu standar kualitas guna pemetaan kualitas pendidikan nasional. Mengapa harus didikotomikan seperti itu. Kita harus mulai berpikir untuk tidak mendikotomikan seperti ini. Kalau keduanya memang dapat dicapai sekaligus, kenapa tidak?” tutur Mendiknas.
Menurut Mendiknas, UN sebenarnya dapat dijadikan sebagai salah satu penentu kelulusan sekaligus digunakan sebagai media pemetaan standar pendidikan nasional. Kalaupun terdapat beberapa kelemahan, seharusnya kelemahan itulah yang harus dibenahi, bukan lantas menggagalkan UN yang sudah melewati proses pembenahan yang panjang dan berliku.
WD
Artikel Terkait
Posted in UN 2010