Standar UN

Sebagian SMA mengkhawatirkan angka kelulusan ujian nasional tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu karena naiknya standar persyaratan kelulusan. Jika tahun lalu nilai total UN minimal 31,5, kini siswa harus meraih nilai setidaknya 33 dari enam mata pelajaran yang diujikan.

Jam tambahan untuk pengayaan dan uji coba intensif menjadi strategi sejumlah SMA agar bisa meluluskan siswanya. SMA Muhammadiyah I Kedawung, Kabupaten Cirebon, misalnya, menerapkan strategi pemadatan materi, yaitu menyelesaikan materi pelajaran kelas XII hingga Maret. Setelah itu, sisa waktu digunakan untuk mengulang pelajaran kelas X dan XI atau latihan soal. Kepala SMA Muhammadiyah I Kedawung Muhammad Alfan, Kamis (19/3), mengatakan, siswa pun mendapatkan jam tambahan setelah jam reguler dari semester awal sampai menjelang ujian untuk pengayaan. “Jumlah kelulusan sangat berpengaruh pada minat bersekolah di sini,” kata Alfan.

Siswa SMAN 1 Sumber, Kabupaten Cirebon, juga mendapatkan jam tambahan untuk pemantapan materi ujian. Selain itu, sekolah yang tahun lalu meluluskan 100 persen siswanya itu mengadakan kerja sama dengan lembaga bimbingan belajar atau alumni untuk pengadaan uji coba. “Standar kelulusan di sekolah kami adalah 7 per mata pelajaran. Jadi, sebenarnya syarat UN masih di bawah standar, tapi tetap saja upaya harus maksimal,” kata Tarno, Kepala SMAN I Sumber.

Hal yang membuat Tarno khawatir adalah munculnya soal yang tidak ada di silabus atau kisi-kisi UN. Di luar itu SMA tersebut sudah mempersiapkan diri hingga ke persoalan teknis, seperti penggunaan lembar jawab komputer. Puji Utomo, Wakil Kepala SMAN I Sumber Bidang Kurikulum, mengatakan, siswanya sudah dibiasakan memakai lembar jawab komputer.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon Dudung Mulyana mengakui, tantangan UN tahun ini lebih berat daripada tahun sebelumnya. Pengayaan masih menjadi program wajib di setiap sekolah dan uji coba untuk mengukur kemampuan siswa akan dilakukan tiga kali. Sucipto, Kepala Primagama Cabang Tuparev, Cirebon, menyebutkan, uji coba UN yang diselenggarakan pihaknya menunjukkan 65 persen peserta lulus.

Bimbingan spiritual

Meski sudah dibekali pengayaan materi, sejumlah siswa masih merasa khawatir tidak bisa menjangkau nilai rata-rata. Jam belajar yang lebih panjang daripada sebelumnya juga membebani mereka “Malam pun masih harus belajar lagi,” kata Adi, Ria, dan Yuli, siswa SMA Muhammadiyah 1 Kedawung.

Menurut Sucipto, beban mental siswa bisa memengaruhi hasil UN. Ia mengungkapkan, semakin siswa terbebani, semakin tak optimal kinerja otak. “Sebaliknya, jika siswa semakin rileks dan percaya diri, semakin optimal pula kinerja otak dan hasilnya pun akan lebih baik,” ujarnya.

Untuk mendongkrak kepercayaan diri siswa, sejumlah sekolah di Cirebon menggelar doa bersama atau istigasah. Biasanya doa bersama itu dilakukan sepekan sebelum pelaksaan UN. “Guru bimbingan konseling juga siap membantu siswa. Dengan demikian, beban psikologis siswa bisa terkurangi,” kata Tarno.

Artikel Terkait

Tags:

Posted in Standar UN



Leave a Reply