Peluang Kelulusan Peserta UN 2010 Bisa Lebih Besar

Mansyur mengungkapkan, di beberapa daerah yang mengalami kebocoran soal ujian nasional pada tahun lalu, ternyata tingkat kelulusannya rendah. Namun, ketika diadakan ujian ulangan dengan pengawasan ketat, hasil kelulusannya tinggi. ”Artinya, tingkat kepercayaan diri menentukan. Jadi, tingkat kelulusan juga dipengaruhi intervensi dari luar,” katanya.
Pengawasan untuk ujian nasional pada tahun ini, Mansyur melanjutkan, dimulai dari pelarangan membawa telepon seluler hingga pengawasan toilet. Kementerian, kata Mansyur, tetap meneruskan untuk mengawasi titik rawan, seperti percetakan, distribusi soal, hingga pengembalian hasil ujian. Pihak Kementerian Pendidikan juga berharap majelis rektor, inspektur jenderal, dan kepolisian bekerja keras untuk mengawasi.
Perguruan tinggi melalui majelis rektor menyediakan seorang koordinator pengawas yang bertugas mengawasi pengawas dan ruangan ujian untuk tiap sekolahnya. Mansyur juga menyatakan, untuk tahun ini koordinator pengawas akan menerima kenaikan honor 100 persen. ”Naiknya dari Rp 50 ribu per hari menjadi Rp 100 ribu,” ujarnya. Dengan kenaikan honor ini, diharapkan mereka bisa mengawasi dengan lebih baik lagi. Total anggaran yang digunakan tahun lalu, kata Mansyur, kurang-lebih Rp 80 miliar. Dan pada 2010 ini bisa mencapai Rp 120 miliar.
Wakil Menteri Pendidikan Fasli Jalal memaparkan, pemerintah kabupaten/kota tidak perlu cemas dan seakan-akan malu kalau ternyata nilai kelulusan di daerah itu rendah. “Pemerintah daerah tidak perlu merasa ini menjadi beban daerah. Sebab, pusat juga ikut bertanggung jawab,” ujarnya. Menurut dia, target dari pemerintah daerah inilah yang terkadang memancing timbulnya perilaku berbuat curang.
Artikel Terkait
Posted in UN 2010
Rahmat Rosadi January 25th, 2010 at 7:33 am
ga usah bawa telpon seluler justru siswa dapat informasi mulai tengah malam sampai subuh…..!!gimana tuh mencegahnya..???????