Hubungan Transportasi dengan Kesehatan
Bank Soal UN Gratis
Download Soal UN plus pembahasan dibuat oleh para pengajar handal
Kisi-kisi UN 2012
Download Kisi-kisi UN 2012 untuk SD/MI, SMP/MTs, SMK, SMA/MA
Gratis Bank Soal Matematika
Koleksi Lengkap Soal UN, SNMPTN, UMB, Simak UI, UM Undip, SMBB Telkom, UM Undip, UM UPI
Informasi Ujian Nasional 2012
Informasi Ujian Nasional 2012 disertai dengan Latihan Soal UN 2012
Latihan Soal Snmptn 2012
Koleksi Latihan Snmptn 2012 dan Soal-soal Snmptn plus Pembahasan Lengkapnya
Latihan Soal UN 2012
Download Latihan Soal UN 2012 untuk SD/MI,SMP/MTs, SMK, SMA/MA
Bank Soal
Bank Soal UN dan Seleksi PTN Lengkap
Transportasi dan kesehatan merupakan dua kata dengan makna yang jauh berbeda. Transportasi merujuk pada alat yang digunakan untuk memudahkan manusia dalam mengakses suatu tempat yang jauh jaraknya. Dengan alat transportasi, baik darat, laut maupun udara, orang lebih cepat mencapai tujuan dengan waktu tempuh yang lebih singkat dari pada harus ditempuh dengan berjalan kaki. Sebut contoh, pesawat terbang tentu lebih cepat dibandingkan dengan sepeda motor atau mobil dan kapal laut.
Sementara kesehatan merujuk pada kondisi fisik maupun phsikis dari manusia atau binatang. Untuk membuktikan sehat tidaknya kondisi fisik atau phsikis seseorang, dibutuhkan pemeriksaan dari orang yang ahli dalam bidang kesehatan seperti dokter. Dia perlu didiagnosa oleh seorang dokter, barulah hasil diagnosa itu menjadi indicator apakah orang bersangkutan sehat atau tidak. Karena itu dalam banyak hal, orang membutuhkan surat keterangan kesehatan dari dokter sebagai syarat untuk melakukan atau mendapatkan hal tertentu. Sebut contoh untuk mendapatkan Surat Ijin Mengemudi (SIM) dari Kepolisian dibutuhkan surat keterangan kesehatan dari dokter, begitu pula untuk keperluan testing calon pegawai negeri sipil (CPNSD), calon legislatif maupun calon kepala daerah.
Pentingnya Transportasi untuk Kesehatan
Meski transportasi dan kesehatan memiliki perbedaan makna yang jauh, namun keduanya memiliki korelasi. Dalam banyak hal, pelayanan kesehatan memerlukan alat transportasi berupa kendaraan mekanik (bermesin).
Hal ini diperlukan untuk memudahkan seorang petugas kesehatan dengan cepat memberikan pelayanan kesehatan kepada mereka yang membutuhkan (pasien). Sebaliknya, masyarakat yang hendak memanfaatkan layanan kesehatan dapat dengan mudah mengakses tempat-tempat pelayanan kesehatan. Hal ini sangat penting bagi masyarakat pedesaan yang tinggal jauh dari pusat-pusat pelayanan kesehatan.
Di Indonesia dan di negara berkembang lain pada umumnya, transportasi sering menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan. Karena itu tidak sedikit kasus kesehatan terutama yang bersifat kegawat daruratan (emergency) berujung pada kematian. Pada hal, sesungguhnya kematian itu tidak boleh terjadi bila secepat mungkin diberikan pertolongan secara medis.
Minimnya sarana transportasi baik umum maupun yang dimiliki petugas kesehatan telah terbukti menjadi kendala dalam mengakses layanan kesehatan secara cepat, baik dari masyarakat maupun dari petugas kesehatan itu sendiri dalam merespon panggilan pasien.
Dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) tentang kondisi kesehatan ibu/anak yang dilakukan bersama petugas kesehatan dan para Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB) di Kabupaten Flores Timur pada awal Juli tahun 2000, terungkap bahwa salah satu faktor penyebab tingginya kasus kematian ibu/anak di Flores Timur hanya karena terlambat di rujuk ke pusat-pusat pelayanan kesehatan, atau petugas kesehatan terlambat memberikan pertolongan.
Keterlembatan ini lebih disebabkan karena ketiadaan sarana transportasi umum untuk masyarakat maupun yang dimiliki petugas kesehatan. Kondisi ini hampir ditemukan di semua wilayah pedesaan terutama pada negara–negara berkembang, termasuk Indonesia.
Menanggapi kondisi demikian, dan sebagai upaya menekan salah satu mata rantai penyebab tingginya angka kematian ibu/anak karena terlambat tolong, maka pada pertengahan tahun 2002, Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) mengembangkan Program Manajemen Zero Breakdown Motorcyclce untuk Pelayanan Kesehatan di wilayah pedesaan pada Kabupaten Flores Timur. Sebuah program inovatif dan merupakan satu-satunya program yang dikembangkan di Asia dan berjalan sukses hingga saat ini.
Mengapa MST Kerusakan Minimum?
Banyak negera berkembang tak terkecuali Indonesia, memiliki sejarah sarana transportasi untuk pelayanan kesehatan yang memprihatinkan. Hal ini bukan kesalahan kendaraan itu sendiri, dan bukan pula orang yang mengendarai, melainkan belum adanya system di lapangan untuk memenej kendaraan yang digunakan.
Manajemen Sarana Transportasi (MST) kerusakan minimum (zero breakdown) merupakan satu-satunya pendekatan yang akan menjawab masalah umum dalam hubungannya dengan sarana transportasi untuk pelayanan dan penjangkauan. Misalnya dengan cara pelatihan mengendarai kendaraan dengan benar, perawatan yang teratur dan murah, sarana transportasi yang selalu siap pakai, dan lebih dari itu mengganti secara teratur semua kendaraan pada akhir masa penggunaan ekonomis untuk kendaraan yang mobilitasnya tinggi.
MST kerusakan minimum (zero breakdown) memenej semua elemen yang terlibat dalam manajemen kendaraan.
Diakui bahwa secara alamiah tak ada barang buatan manusia yang tidak bisa rusak. Karena itu MST kerusakan minimum diperlukan sebagai upaya memperpanjang usia kegunaannya dengan melakukan perbaikan berkala dengan suatu aktifitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.
Pengalaman YKS dalam mengelola program MST zero breakdown motorcycle selama delapan tahun telah membuktikan hal itu. Dengan MST zero breakdown, usia ekonomis kendaraan dapat diperpanjang dengan kerusakan yang sangat minim sehingga kendaraan selalu siap dioperasikan untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Dari 12 kendaraan yang dioperasikan petugas kesehatan untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat pedesaan, hingga saat ini tidak mengalami kerusakan berarti. Hal ini dapat dibuktikan dengan budget untuk pengemablian kerusakan (perbaikan) yang sangat minim yakni Rp 2.721.500/tahun untuk 12 unit sepeda motor.
Sementara disisi lain manfaat yang dirasakan masyarakat di daerah program sangat besar. Beberapa manfaat yang dapat dikemukakan antara lain; kemudahan masyarakat mengakses informasi dan layanan kesehatan, meningkatnya cakupan pelayanan, respon terhadap panggilan pasien lebih cepat, meningkatnya jumlah fasilitas sanitasi yang dimonitor, terjadi peningkatan frekwensi layanan kesehatan bagi sekolah-sekolah dasar, kemudahan dalam melakukan sweeping kasus-kasus kesehatan, meningkatnya kunjungan kesehatan ke wilayah pedesaaan, meningkatnya kunjungan rumah, meningkatnya kunjungan ke posyandu, dll.
Lantas, mengapa sepeda motor adalah jenis kendaraan yang dipilih YKS dalam mengembangkan Program MST Zero Breakdown untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Alasannya bahwa di era kekinian, sepeda motor menjadi alat transportasi darat yang cukup diminati masyarakat. Karena sepeda motor memiliki kemampuan melalui jalan yang relative kecil dan dapat menembus jalanan dengan kondisi yang rusak parah. Hal ini membuat sepeda motor menjadi kendaraan yang efektif. Selain itu kondisi rill masyarakat Flores Timur yang sebagian besar bermukim di daerah pedalaman yang hanya bisa dilewati sepeda motor.
Keberhasilan YKS dalam mengembangkan program ini telah pula diapresiasi oleh Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) sebagai Smart Practice yang mewakili NTT pada pertemuan tahuan BaKTI 2009 lalu di hotel Clarion Makasar.
Tujuan MST
Beberapa hal yang menjadi tujuan Manajemen Sarana Transportasi (MST) adalah; Pertama, memperpanjang usia asset. Di Negara-negara maju kadang-kadang lebih menguntungkan untuk mengganti daripada memperbaiki. Dalam kaitannya dengan Manajemen Sarana Transportasi untuk Pelayanan Kesehatan di Wilayah Pedesaan, kesiapan operasional sebuah kendaraan menjadi hal yang mutlak. Ketiga; mengurangi kerusakan yang tidak wajar. Terkadang kendaraan mengalami kerusakan disaat seorang petugas kesehatan sedang dalam perjalanan memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik itu sebagai rutinitasnya sebagai petugas kesehatan, ataupun melayani panggilan pasien. Hal ini tentu menjadi masalah.
Bayangkan bila hal itu terjadi ketika seorang petugas kesehatan melayani panggilan emergency. Keempat; Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja pengguna sarana. Keselamatan seorang pengguna sarana transportasi sangat bergantung pula pada kondisi kendaraan tersebut. Bayangkan perasaan anda seandainya mengetahui bahwa kendaraan yang anda gunakan tidak dalam kondisi yang baik. Untuk melihat indicator keberhasilan MST yang efektif dapat dilihat dari 3 hal yakni biaya pemeliharaan minimum, waktu pemeliharaan minimum, dan standar kerja tinggi.
Sejarah MST Keruskan Minimum
Sejarah kerusakan minimum merupakan suatu hal yang membangkitkan minat ketika Riders for Health mulai bekerja pada awal tahun 1990 – an. Banyak kritik dan keraguan menetang ide ini dengan mengatakan bahwa sangat keliru untuk meningkatkan harapan orang Afrika yang mereka tegaskan sebagai hal yang tidak pernah terpenuhi.
Program MST pertama kali dimulai di Lesotho, Afrika Bagian Selatan, tahun 1991 dimana 47 sepeda motor dapat digunakan lebih dari tujuh tahun tanpa kerusakan parah.
Teknik pendekatan yang sama diterapkan di Zimbabwe dan Ghana tahun. Meskipun wilayah Negara luas dan sering menghadapi kondisi kekacauan social dan politik.
Kemudian pada pertengahan tahun 2002, Yayasan Kesehatan untuk Semua (Health for All) mulai menerapkan system MST di Flores Timur-Indonesia dan merupakan satu-satunya program yang pertama dikembangkan di Asia. Sebanyak 12 unit sepeda motor dapat dioperasiikan untuk pelayanan kesehatan di pedesaan lebih sampai saat ini tanpa kerusakan yang berarti.
Mengetahui keberhasilan program MST yang dikembangkan Health for All, program ini kemudian direplikasi oleh Pilotos Solidarios Foundation pada tahun 2006 setelah terlebih dahulu mengutus Gerardo Sola, seorang dokter ahli bedah tulang dating melakukan magang di kantor YKS di Flores.
Artikel Terkait
Posted in Cpns 2011