Akreditasi Nasional PTN SNMPTN

Pembahasan Latihan Soal UN 2011
Download Latihan soal UN 2011 plus pembahasan dibuat oleh para pengajar handal
ujiannasional.web.id

Gratis Bank Soal Matematika
Koleksi Lengkap Soal UN, SNMPTN, UMB, Simak UI, UM Undip, SMBB Telkom, UM Undip, UM UPI
Kursus Matematika

Informasi dan Latihan Soal Cpns
Tes Cpns
tescpns.com

Kolom Panduan
Memandu Anda dalam Karier dan Ngeblog
kolompanduan.blogspot.com



Materi UN Sesuai Kisi-kisi
Penjelasan Materi UN 2011 sesuai kisi-kisi dilengkapi latihan Soal dan Pembahasannya
ujian-nasional.com

Bank Soal
Bank Soal Matematika UN dan Seleksi PTN Lengkap
ujian-nasional.org

rapat-akreditasi

Pengantar

Departemen Pendidikan Nasional akan membenahi program studi yang ada di perguruan tinggi. Dari sekitar 15.000 program studi yang ada di perguruan tinggi saat ini, sekitar separuhnya belum terakreditasi.

”Nantinya, program studi yang tak terakreditasi akan segera ditutup. Mahasiswa dan dosen pada program studi yang ditutup akan disalurkan ke program studi yang lain,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Fasli Jalal, seusai menghadiri seminar kewirausahaan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (24/12).

Menurut Fasli, pada tahun akademik 2012-2013 seluruh program studi yang tidak terakreditasi sudah harus ditutup.

”Hal ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan,” katanya.

Sejak dikeluarkannya PP tersebut, Fasli mengatakan, pemerintah sudah memberikan tenggang waktu sampai tujuh tahun bagi setiap perguruan tinggi untuk berusaha mendapatkan akreditasi pada setiap program studi. Hingga akhir 2009 ini ternyata baru separuh dari 15.000 program studi di seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang terakreditasi.

”Sampai sekarang masih ada 7.500 program studi yang belum terakreditasi,” ujarnya.

Sebagian besar di PTS

Sebagian besar program studi yang belum terakreditasi itu, menurut Fasli, ada di perguruan tinggi swasta (PTS). Hanya sebagian kecil program studi di perguruan tinggi negeri (PTN) yang belum terakreditasi, kurang dari 5 persen. Umumnya, yang belum terakreditasi pada PTN itu adalah program studi baru.

Dalam proses evaluasi program studi ini, lebih lanjut Fasli mengatakan, seluruh program studi yang belum terakreditasi akan diseleksi. Program studi yang tidak berkualitas akan ditutup. Namun, program studi yang masih memiliki potensi cukup baik dan hanya belum memenuhi standar minimal akreditasi akan dicarikan pengampunya. Pengampu tersebut adalah program studi pada PTS/PTN yang akreditasinya A. Pengampu tersebut juga yang akan mengeluarkan ijazah.

Setelah diberikan pembinaan satu sampai dua tahun, program studi yang berada di bawah pengampu dapat mengajukan reakreditasi kembali. ”Kalau dapat akreditasi, program studi tersebut bisa mandiri. Tetapi, kalau tidak, harus ditutup,” ujar Fasli.

Dalam rangka memberikan kesempatan reakreditasi bagi setiap program studi, Fasli mengatakan, pemerintah telah menyediakan dana untuk biaya akreditasi bagi 3.500 program studi pada tahun 2010. ”Sisanya yang belum terakreditasi akan dilanjutkan pada tahun 2011,” kata Fasli lebih lanjut.

Inilah PTN peserta SNMPTN 2010 yang bisa Anda lihat Akreditasinya :

A. WILAYAH I:

B. WILAYAH II:

C. WILAYAH III:

D. WILAYAH IV:

Stop Press!
Kesiapan perguruan tinggi untuk membangun sistem penjaminan mutunya dinilai masih sangat minim. Dari 55 perguruan tinggi yang mengikuti akreditasi institusi tahap I, hanya lima di antaranya yang telah meraih nilai sangat baik atau A.

Kelima perguruan tinggi itu adalah Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Menurut Sekretaris Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Adil Basuki Ahza, Rabu (3/12), di Bandung, tidak ada kaitan perolehan nilai A ini dengan reputasi internasional yang kebetulan dimiliki kelima perguruan tinggi negeri (PTN) ini.

”Tidak berkaitan dengan status kelas dunia. Tapi, secara faktual, kita tidak bisa membohongi diri kalau kelima perguruan tinggi ini punya kualitas lebih,” ungkap Basuki Ahza.

Ia melihat, ketidaksanggupan perguruan tinggi lain meraih nilai A lebih karena faktor ketidaksiapan diri. Serta, belum membangun sistem penjaminan mutu yang memadai.

Belum berani dinilai

Tahun 2008 ini, bahkan masih banyak perguruan tinggi yang belum berani dinilai. Dari kuota 50 perguruan tinggi yang dinilai, hanya 30 di antaranya yang terisi. Dan, hanya 25 yang lolos untuk dilakukan site visit (visitasi asesor). Visitasi dilakukan Desember ini. Untuk itu, Badan Akreditasi Nasional (BAN PT) berancang- ancang menghentikan sementara proses akreditasi ini di tahun depan.

Padahal, ia mengatakan, setiap program studi maupun perguruan tinggi negeri wajib untuk mengikuti akreditasi. ”Mereka (perguruan tinggi) lupa bahwa perguruan tinggi bisa kena pidana jika tidak segera memiliki akreditasi. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, jika perguruan tinggi tidak terakreditasi, maka perguruan tinggi tersebut tidak boleh meluluskan mahasiswa,” ujarnya.

Menurutnya, ketentuan ini akan efektif berlaku selambat- lambatnya tahun 2012 mendatang.

Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pendidikan, ucapnya, bahkan disebutkan, hanya perguruan tinggi berakreditasi minimal B yang bisa meluluskan mahasiswa.

”Lulusan bisa menuntut penyelenggara program studi, dekan, atau rektor apabila klaim tentang akreditasi tidak betul dan mereka tidak bisa lulus,” kata Basuki Ahza.

Meski demikian, perguruan tinggi diperbolehkan mengajukan ulang penilaian setelah dua tahun pengajuan pertama, asalkan ada jaminan perbaikan.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Prof Sunaryo Kartadinata mengakui, hasil akreditasi institusi sangatlah bergantung faktor kesiapan tiap perguruan tinggi. Namun, ia melihat, akreditasi institusi ini tidak lebih penting daripada akreditasi yang ada di tiap-tiap program studi. Sebab, ujung tombak akademik justru ada di program studi.

UPI saat ini memperoleh akreditasi B meski kampus ini sekarang memiliki aset gedung mewah bernilai sekitar Rp 500 miliar.

Artikel Terkait

Tags:

Posted in Akreditasi Nasional



Leave a Reply